BPP MODEL

BPP MODEL KECAMATAN KAJORAN KABUPATEN MAGELANG

Sahabat Tani


Proses pencapaian swasembada beras tak lepas dari penerapan dan inovasi teknologi yang dikembangkan pemerintah, misalnya dalam penggunaan benih unggul, teknologi pemupukan, pengolahan tanah, pengendalian organisme pengganggu dan pengendalian hama dan penyakit. Dalam kaitannya dengan status pangan sebagai komoditas “strategis” maka taraf swasembada harus tetap dimantapkan dan dilestarikan. Namun, akhir-akhir ini proses produksi pangan ( padi, jagung, polowijo )  menghadapi berbagai kendala yang cukup serius diantaranya eksplosi serangan hama dan penyakit  akibat belum sepenuhnya diterapkan teknik budi daya yang baik, seperti tanam serempak. Dan rusaknya Ekosistem musnahnya hewan – hewan predator yang banyak diburu oleh manusia.
Hama yang sering menyerang tanaman pangan diantaranya yaitu  tikus sawah (Rattus argentiventer). Tikus menyerang tanaman pangan pada stadium pertumbuhan mulai dari persemaian sampai menjelang panen. Serangan tikus biasanya terjadi pada malam hari. Pada siang hari tikus lebih banyak bersembunyi dilubang / liangnya. Tikus sulit di brantas dan perlu ditekan populasinya agar hasil panen berhasil dan meningkat.
Berbagai upaya untuk menekan populasi tikus sudah  dilakukan namun hasilnya kurang memuaskan, diantaranya dengan cara :
-            Gropyokan, pembongkaran sarang , dipasang jebakan, dijaring dan disetrum.
-            Pemasangan umpan (Rodentisida) atau omposan.
-            Pemanfaatan Binatang Predator ( Anjing, Kucing, Ular,garangan dan Burung (Tyto Alba).

Burung  jenis  Tyto alba merupakan burung predator yang termasuk burung malam  mempunyai sifat kanibal dan  pembunuh. Keluar dari sarangnya
pada malam hari mulai matahari terbenam (Waktu Magrib) dan kembali masuk ke sarangnya pada dini  hari  ( Waktu Subuh )

KEISTIMEWAAN TYTO ALBA
  1. Makanannya spesifik tikus sawah, Tikus rumah dan cerurut.
  2. Kemampuan berburu sangat tinggi, tangkas, cekatan  dalam menyambar dan mengejar tikus sampai tanah.
  3. Mengkonsumsi    tikus 2-3 ekor per malam dan berburu tikus melebihi dari jumlah yang dimakan.
  4. Daya penglihatan dan pendengarannya pada malam hari sangat tajam karena memiliki sinar inframerah, mampu mendengar cicitan tikus pada jarak 500 meter.
  5. Kejelian mengincar mangsa dan ketepatan menyambar tikus sangat tinggi  karena bulu tyto alba memiliki lapisan lilin sehingga tidak bersuara jika terbang.
  6. Kawasan berburu teratur, tidak akan meninggalkan kawasannya selama disitu masih ada tikus. Daya jelajah mampu mencapai 12 km dan sangat setia dengan kandangnya selama masih aman.
  7. Perkembangannya sangat cepat, jumlah telur 4-10 butir, lama pengeraman 21-28 hari, menetasnya berselang dan rata rata bisa menetas 80 % . Periode bertelur 2 kali setahun. Anakannya akan memisahkan diri dari induknya umur 4-6 bulan.
  8. Tyto alba mampu hidup  lebih dari 5 tahun, termasuk burung berumah satu, berpasangan tapi tidak berkelompok.
  9. Sepasang Tyto alba  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar