Proses pencapaian swasembada beras
tak lepas dari penerapan dan inovasi teknologi yang dikembangkan pemerintah,
misalnya dalam penggunaan benih unggul, teknologi pemupukan, pengolahan tanah,
pengendalian organisme pengganggu dan pengendalian hama dan penyakit. Dalam
kaitannya dengan status pangan sebagai komoditas “strategis” maka taraf
swasembada harus tetap dimantapkan dan dilestarikan. Namun, akhir-akhir ini
proses produksi pangan ( padi, jagung, polowijo ) menghadapi berbagai kendala yang cukup serius
diantaranya eksplosi serangan hama dan penyakit
akibat belum sepenuhnya diterapkan teknik budi daya yang baik, seperti
tanam serempak. Dan rusaknya Ekosistem musnahnya hewan – hewan predator yang
banyak diburu oleh manusia.
Hama yang sering menyerang
tanaman pangan diantaranya yaitu tikus
sawah (Rattus argentiventer). Tikus menyerang tanaman pangan pada stadium
pertumbuhan mulai dari persemaian sampai menjelang panen. Serangan tikus
biasanya terjadi pada malam hari. Pada siang hari tikus lebih banyak
bersembunyi dilubang / liangnya. Tikus sulit di brantas dan perlu ditekan
populasinya agar hasil panen berhasil dan meningkat.
Berbagai upaya untuk menekan
populasi tikus sudah dilakukan namun
hasilnya kurang memuaskan, diantaranya dengan cara :
- Gropyokan, pembongkaran sarang , dipasang
jebakan, dijaring dan disetrum.
- Pemasangan umpan (Rodentisida) atau
omposan.
- Pemanfaatan Binatang Predator (
Anjing, Kucing, Ular,garangan dan Burung (Tyto Alba).
Burung jenis
Tyto alba merupakan burung predator yang termasuk burung malam mempunyai sifat kanibal dan pembunuh. Keluar dari sarangnya
pada malam hari mulai matahari terbenam (Waktu Magrib)
dan kembali masuk ke sarangnya pada dini
hari ( Waktu Subuh )
KEISTIMEWAAN TYTO ALBA
- Makanannya spesifik tikus sawah, Tikus rumah dan cerurut.
- Kemampuan berburu sangat tinggi, tangkas, cekatan dalam menyambar dan mengejar tikus sampai tanah.
- Mengkonsumsi tikus 2-3 ekor per malam dan berburu tikus melebihi dari jumlah yang dimakan.
- Daya penglihatan dan pendengarannya pada malam hari sangat tajam karena memiliki sinar inframerah, mampu mendengar cicitan tikus pada jarak 500 meter.
- Kejelian mengincar mangsa dan ketepatan menyambar tikus sangat tinggi karena bulu tyto alba memiliki lapisan lilin sehingga tidak bersuara jika terbang.
- Kawasan berburu teratur, tidak akan meninggalkan kawasannya selama disitu masih ada tikus. Daya jelajah mampu mencapai 12 km dan sangat setia dengan kandangnya selama masih aman.
- Perkembangannya sangat cepat, jumlah telur 4-10 butir, lama pengeraman 21-28 hari, menetasnya berselang dan rata rata bisa menetas 80 % . Periode bertelur 2 kali setahun. Anakannya akan memisahkan diri dari induknya umur 4-6 bulan.
- Tyto alba mampu hidup lebih dari 5 tahun, termasuk burung berumah satu, berpasangan tapi tidak berkelompok.
- Sepasang Tyto alba
Tidak ada komentar:
Posting Komentar